Gunung kidul (8/9) Hutan selalu identik dengan pemandangannya yang indah, sejuk, asri, dan bersih. Apalagi Hutan Wanagama yang telah memberikan banyak manfaat untuk banyak orang, sehingga sudah barang tentu menjadi kewajiban bersama menjaga keindahan dan kebersihan Hutan Wanagama khususnya terbebas dari sampah. Pasukan tergabung dari pegawai wanagama, anggota Pk4L serta masyarakat sekitar hutan yang diwakili mulai dari Dusun Banaran 1-6, Desa Banaran, Gunungkidul. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Babinkamtibmas Polsek Playen.
2020
Pelatihan Budidaya Porang telah diikuti oleh peserta dari PT. HRL Internasional pada tanggal 28-29 Juli 2020. Pelatihan ini selaras dengan PT. HRL Internasional yang bergerak disektor agrobisnis pertanian terpadu.
Hari pertama peserta diberikan materi kelas mulai dari budidaya, peluang bisnis, proyeksi profitabilitas hingga pengolahan dan pemanfaatan porang. Setelah materi kelas, dilanjutkan hari kedua dengan materi lapang untuk mengenal langsung praktek memanen dan karakteristik porang di tiga lokasi yaitu di areal terbuka, pola Agroforestry di Hutan Wanagama dan di areal HKm.
Gunungkidul (23/10) Wanagama melakukan renovasi rumah mangium yang berada di Petak 17 menjadi Rumah Kemitraan Mangium (RKW). RKW ini diresmikan langsung melalui pemotongan pita oleh Dekan Fakultas Kehutanan UGM Dr. Budiadi serta dihadiri oleh Kepala BPDAS-HL Serayu Opak Progo, Kepala Dinas Kehutanan DIY, Wakil Kepala Perhutani Divre Jawa Timur, Alumni KAGAMAHUT, jajaran dekanat dan masyarakat sekitar hutan Wanagama. Rumah ini nantinya diperuntukkan sebagai tempat berkumpul pihak-pihak yang bermitra dengan Wanagama khususnya masyarakat sekitar hutan.
Gunungkidul (10/2) Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) didampingi oleh Wakil Menteri LHK dan Dirjen KSDAE melakukan kunjungan kerja ke Hutan Pendidikan Wanagama. Kunjungan ini merupakan bagian dari rangkaian kunjungan Menteri LHK, Siti Nurbaya Bakar, ke berbagai destinasi di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Rombongan Menteri LHK disambut secara langsung oleh Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Dr. Budiadi, Direktur Wanagama, Dr. Dwiko Budi Permadi, serta beberapa dosen Fakultas Kehutanan UGM.
Gunungkidul (10/2) Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali memasang sensor di Hutan Pendidikan Wanagama. Sensor yang akan segera dipasang merupakan sensor prekursor gempa bumi yang melengkapi instrumen yang telah lebih awal dipasang di Wanagama. Survey pemasangan sensor prekursor gempa dilakukan oleh Kepala BMKG, Prof. Dwikorita Karnawati, bersama jajarannya dan didampingi oleh Dekan Fakultas Kehutanan UGM beserta Direktur Wanagama pada hari Senin sore, 10 Februari 2020.
Prof. Dwikorita menjelaskan bahwa sensor yang dipasang ini merupakan salah satu instrumen yang penting dalam pengembangan riset kebencanaan utamanya gempa bumi di Indonesia. Masih segar dalam ingatan beberapa peristiwa gempa bumi pada beberapa waktu belakangan yang telah meluluhlantakkan kehidupan serta penghidupan masyarakat. Contohnya yaitu gempa bumi Palu-Donggala, Lombok, dan yang paling dekat dengan posisi pemasangan instrumen yaitu gempa bumi Yogyakarta pada tahun 2006 silam. Pemasangan sensor ini diharapkan mampu membantu BMKG dalam monitoring dan perekaman data sehingga membantu dalam tindakan mitigasi bencana gempa bumi pada masa yang akan datang.