Sleman, 10 Juli 2024 – Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Wanagama, menerima kunjungan benchmarking dari Universitas Sumatera Utara (USU) dan Universitas Halu Oleo (UHO) pada tanggal 4 Juli 2024. Kunjungan ini bertujuan untuk mendorong pertukaran pengetahuan serta kolaborasi antar lembaga dalam pengelolaan KHDTK dan memajukan praktik kehutanan lestari.
Pertukaran Pengetahuan dan Peluang Kolaborasi
Rombongan dari USU dan UHO tiba di Fakultas Kehutanan pada pukul 09.00 WIB dan disambut hangat oleh Direktur KHDTK Wanagama, Ir. Rini Pujiarti, S.Hut., M.Agr., Ph.D. IPM. Dalam sambutannya, Rini Pujiarti menyampaikan harapannya agar kunjungan benchmarking ini dapat menjadi wadah bagi pertukaran pengetahuan dan pengalaman dalam rangka memajukan praktik kehutanan lestari di Indonesia.
Mendalami Pengelolaan Hutan Wanagama
Para delegasi USU dan UHO kemudian mengikuti paparan mengenai pengelolaan hutan Wanagama yang disampaikan oleh para tenaga ahli. Paparan ini membahas berbagai aspek pengelolaan hutan Wanagama, mulai dari sejarah, filosofi, hingga sistem pengelolaan yang diterapkan saat ini. Perjuangan awal Wanagama menjadi sorotan utama. Berawal dari lahan kritis, para pendiri Wanagama mengupayakan rehabilitasi lahan melalui berbagai inisiatif, termasuk budidaya ulat sutera, pembelukaran, hingga pendekatan kepada masyarakat sekitar. Pengelolaaan Wanagama saat ini berfokus pada pengembangan paket pendidikan yang menarik, mencari pendanaan kreatif berbasis penelitian dan pengabdian, serta melibatkan masyarakat dalam menjaga hutan di kawasan KHDTK untuk menyelesaikan konflik yang ada.
Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Kehutanan, Ir. Sigit Sunarta , S.Hut., M.P., M.Sc., Ph.D., IPU., menyoroti perjalanan panjang dan berliku dalam mengelola Wanagama. “Butuh waktu 60 tahun untuk membangun dan memantapkan pengelolaan hutan ini,” ujarnya. Beliau juga mengakui bahwa mengelola Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) yang baru juga tidak mudah, terutama karena masalah sosial yang kompleks. Sigit Sunarta juga menyoroti tantangan dalam pengelolaan KHDTK, terutama karena status lahan yang bukan merupakan aset, sehingga tidak dapat dibangun secara sembarangan. “Tanah ini bukan aset, sehingga tidak bisa sembarang dibangun. Kita harus punya pendanaan kreatif untuk menghidupi Wanagama,” jelasnya.
Pada sesi diskusi, Prof. Dr. Ir. Budiadi, S.Hut, M.Agr.Sc., IPU. Menyampaikan bahwa jika memungkinkan, setiap KHDTK memiliki ciri khas masing-masing. Sehingga memiliki bidang yang difokuskan atau diunggulkan oleh setiap KHDTK.
“Kami sangat terkesan dengan pengelolaan hutan Wanagama yang sistematis dan berkelanjutan,” ujar Dr. Anita Zaitunah, S.Hut, M.Sc., Kepala Lab MNH USU. “Wanagama dapat menjadi contoh yang baik bagi pengelolaan hutan di Indonesia.”
Menyaksikan Keindahan dan Keanekaragaman Hutan Wanagama
Setelah mengikuti paparan, rombongan USU dan UHO kemudian beranjak menuju Wanagama, kawasan hutan pendidikan seluas 600 hektar yang terletak di Pegunungan Sewu, Gunungkidul. Setibanya di Wanagama, rombongan disambut di Lobby Cendana dan diajak untuk memahami sejarah pengelolaan Wanagama melalui diorama yang informatif.
Perjalanan dilanjutkan ke area Profil Tanah, salah satu titik awal mula Wanagama, di mana rombongan berdiskusi mengenai proses pembentukan tanah yang unik di kawasan tersebut. Selanjutnya, mereka diajak menikmati suasana menenangkan di jalur Healing Forest.
Rombongan kemudian beranjak ke petak 13 untuk menyaksikan langsung tegakan jati yang tumbuh subur. Kunjungan diakhiri dengan singgah di Rumah Kemitraan yang terletak di petak 17, sebagai penutup yang menyenangkan dari perjalanan eksplorasi Wanagama.
Testimoni dan Harapan dari Para Delegasi
Para delegasi dari USU dan UHO mengungkapkan rasa antusiasme mereka atas kunjungan benchmarking ini. Mereka berharap bahwa kerjasama antar lembaga dapat terus ditingkatkan untuk memajukan praktik kehutanan lestari di Indonesia. Selain itu, kunjungan ini diharapkan dapat memperkuat hubungan antar lembaga dan berkontribusi pada kemajuan praktik kehutanan lestari di Indonesia.
“Wanagama berkomitmen untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan lembaga lain dalam upaya bersama untuk melestarikan hutan Indonesia,” ujar Ir. Rini Pujiarti, S.Hut., M.Agr., Ph.D. IPM., Direktur KHDTK Wanagama.
Penulis dan Fotografer : Tim Media KHDTK Wanagama