
Gunungkidul – Dalam upaya penguatan kelembagaan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) di Indonesia, Direktorat Bina Rencana Pemanfaatan Hutan (BRPH) Kementerian Kehutanan melakukan kunjungan lapangan strategis ke Hutan Pendidikan dan Pelatihan Wanagama I pada 4 Juni 2025. Kunjungan ini menjadi platform penting untuk melihat langsung praktik pengelolaan hutan lestari dan berbagai inovasi yang diterapkan di Wanagama.
Rombongan BRPH dipimpin langsung oleh Direktur BRPH dan turut dihadiri oleh beragam pemangku kepentingan, termasuk Direktur SUPD I Kementerian Dalam Negeri, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah, dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi D.I. Yogyakarta. Perwakilan dari internal Kementerian Kehutanan juga turut hadir, seperti Kepala Sub Direktorat Pembinaan KPH dan Kepala Sub Direktorat Pemolaan Kawasan Hutan Produksi dan Hutan Lindung. Selain itu, akademisi dari Universitas Hasanuddin, Prof. Dr. Ir. Samuel A. Paembonan, M.Sc., juga turut serta dalam rombongan. Kunjungan ini juga melibatkan Perwakilan KPH, serta Kepala BPHL Wilayah VII Ciamis dan Kepala BPHL Wilayah VIII Surabaya. Kehadiran para pimpinan ini menunjukkan komitmen serius pemerintah dalam memperkuat peran KPH di seluruh wilayah Indonesia.
Acara kunjungan diawali dengan sambutan hangat dari Direktur BRPH di Wanagama, yang memberikan pengantar mengenai tujuan dan harapan dari kunjungan ini. Setelah sesi pembukaan, rombongan mengabadikan momen dengan sesi foto bersama sebelum beranjak menuju demplot agroforestri.
Di demplot agroforestri, rombongan mendapatkan pemaparan singkat namun padat dari Ir. Aqmal Nur Jihad. Beliau menjelaskan mengenai konsep dan praktik agroforestri yang diterapkan di Wanagama, menyoroti bagaimana kombinasi tanaman kehutanan dan pertanian dapat memberikan manfaat ekologis maupun ekonomis. Sesi ini dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab yang interaktif, di mana para peserta dapat menggali lebih dalam berbagai aspek pengelolaan agroforestri.
Sebagai bentuk komitmen nyata terhadap pengembangan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) dan keberlanjutan hutan, rombongan secara simbolis melakukan penanaman bibit kayu putih, salah satu jenis HHBK yang memiliki potensi besar. Dari demplot ini, perjalanan dilanjutkan menuju plot agroforestri lain yang menanamkan kombinasi tanaman jati dan rempah-rempah. Di sini, para peserta tidak hanya melihat, tetapi juga berkesempatan untuk mencoba langsung memanen tanaman bawah yang telah berhasil dibudidayakan.
Titik kunjungan berikutnya adalah Mata Air Salak yang terletak di Petak 5 Wanagama, sebuah lokasi yang memiliki nilai ekologis penting. Dalam kesempatan ini, Direktur BRPH secara khusus menyampaikan betapa krusialnya keberadaan sumber mata air untuk dievaluasi dan dikelola secara berkelanjutan di setiap kawasan KPH. Pentingnya konservasi sumber daya air ditekankan sebagai bagian tak terpisahkan dari pengelolaan hutan.
Kunjungan BRPH di Wanagama ditutup dengan makan siang bersama di Kantin Kesambi. Menu-menu khas tradisional Gunungkidul disajikan, menambah pengalaman lokal yang berkesan bagi para tamu. Kunjungan ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru, memperkuat sinergi antara BRPH dengan KPH di berbagai daerah, dan mendorong implementasi pengelolaan hutan yang lebih efektif dan berkelanjutan di seluruh Indonesia. (Zulva/Media)