Yogyakarta, 15 Oktober 2024 – Universitas Brawijaya (UB) melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelola Kawasan Hutan (UB Forest) telah melaksanakan kunjungan kerja tentang Pengelolaan KHDTK ke Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Wanagama I. Kegiatan yang berlangsung selama dua hari, Jumat-Sabtu (11-12 Oktober 2024) ini merupakan langkah untuk meningkatkan kualitas pengelolaan kawasan hutan yang dimiliki UB.
Hari Pertama: Inspirasi dari Fakultas Kehutanan UGM
Pada hari pertama, rombongan UB Forest disambut hangat oleh jajaran Dekan dan Wakil Dekan Fakultas Kehutanan UGM, serta pengelola KHDTK Wanagama I dan KHDTK Getas. Diskusi yang berlangsung di Ruang Multimedia Fakultas Kehutanan, menjadi forum yang kaya akan pertukaran pengetahuan dan pengalaman. Dalam sambutannya, Ir. Sigit Sunarta, S.Hut., M.P., M.Sc., Ph.D., IPU. menyampaikan bahwa kondisi KHDTK umumnya tidak terlalu berbeda. Terdapat tantangan besar dalam pengelolaan KHDTK karena kurangnya dukungan dari universitas. Pengelola KHDTK perlu memikirkan pendanaan kreatif untuk menghidupi kegiatan yang berlangsung. Selain itu, Sigit juga memberikan apresiasi atas kunjungan UB Forest dan menekankan pentingnya kolaborasi antar perguruan tinggi dalam pengelolaan hutan lestari.
Disampaikan oleh Direktur KHDTK Wanagama, Ir. Rini Pujiarti, S.Hut., M.Agr., Ph.D., IPM. dalam diskusi yang berlangsung, bahwa setiap KHDTK memiliki ciri dan kekhasan sendiri. Wanagama memiliki ciri sebagai hutan yang berasal dari rehabilitasi lahan kritis. Pada tahun 2015, Wanagama sudah tidak dalam kondisi kritis. Tantangannya sekarang adalah bagaimana mempertahankan keadaan tersebut agar kualitasnya tidak turun. Harapannya Wanagama bisa jadi sumber inspirasi kehidupan yang harmoni dengan alam. Selain itu, Direktur KHDTK Getas-Ngandong, Dr. Ir. Tri Atmojo, S.Hut., M.T. menyatakan penting untuk memiliki RPJP dalam pengelolaan KHDTK sebagai landasan regulasi dan skema penyelesaian masalah. Aktivitas perlindungan kawasan KHDTK tidak bisa dilakukan dengan grusa-grusu, namun harus terukur dalam pemetaan permasalahan dan penyelesaiannya. Kuncinya adalah penguasaan di tingkat tapak, baik tapak hutan maupun tapak sosial.
Selain itu, diskusi juga menyoroti pentingnya peran perguruan tinggi dalam memberikan dukungan akademik, penelitian, dan pendampingan kepada KHDTK. Meskipun menghadapi berbagai tantangan, KHDTK memiliki potensi besar sebagai pusat pendidikan, penelitian, dan konservasi.
Hari Kedua: Belajar Langsung di KHDTK Wanagama
Pada hari kedua, rombongan UB Forest langsung terjun ke lapangan untuk mengunjungi berbagai fasilitas dan area di KHDTK Wanagama. Didampingi oleh Prof. Dr. Ir. Budiadi, S.Hut, M.Agr.Sc., IPU., rombongan diajak menjelajahi kawasan hutan yang telah dikelola selama puluhan tahun.
Kunjungan dimulai dari Lobby Asrama Cendana. Di lokasi ini, rombongan UB Forest dikenalkan dengan sejarah dan dinamika pengelolaan Wanagama melalui diorama yang ada. Kunjungan dilanjutkan dengan mempelajari pembentukan tanah di kawasan Wanagama yang ditampilkan oleh Profil Tanah. Pada lokasi ini, dapat dilihat perakaran tanaman yang mampu menembus batuan dan menunjukkan tipisnya solum tanah di Wanagama. Kemudian rombongan UB Forest diajak untuk melihat pertanaman klon Jati Mega yang terletak di Petak 13. Tidak hanya itu, Rumah Peneliti serta Joglo dan Camping ground tidak luput dikunjungi oleh UB Forest. Sebagai penutup kunjungan, rombongan diajak mencicipi madu hutan asli produksi Wanagama di Rumah Kemitraan Petak 17.
Harapan ke Depan
Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi UB, Prof. Dr. Unti Ludigdo, SE., M.Si., Ak, menyatakan bahwa kunjungan ini telah memberikan banyak manfaat bagi UB Forest. “Kami sangat terkesan dengan apa yang telah dicapai oleh KHDTK Wanagama dan KHDTK Getas Ngandong. Kami berharap dapat menerapkan ilmu dan pengalaman yang kami peroleh untuk meningkatkan kualitas pengelolaan hutan di UB Forest” ujarnya. Kunjungan studi banding ini menjadi tonggak penting dalam upaya UB untuk mewujudkan pengelolaan hutan yang berkelanjutan. Dengan bekal pengetahuan dan pengalaman baru, UB Forest optimis dapat berkontribusi lebih besar dalam pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan. (Media Wanagama)