Halo Sahabat Wanagama!
Hari ini kita akan membahas tentang Tanaman Pionir yang menjadi permulaan dari terbentuknya Hutan Wanagama! Ada yang tahu apa itu tanaman pionir? Apa fungsi tanaman pionir? Bagaimana sejarah pertumbuhan tanaman pioneer di Wanagama? Yuk simak dibawah ini
Sebelumnya kita jelaskan dulu apa itu tanaman pionir!
Tumbuhan Pionir merupakan kelompok tumbuhan yang pertama kali tumbuh pada lahan yang ekstrim yaitu pada lahan yang telah mengalami degradasi atau kerusakan. Menurut Jufri dan Wahyuni (2017) tumbuhan pionir merupakan tumbuhan yang memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap kondisi lingkungan yang terganggu. Salah satunya keistimewaan dari tanaman ini, yaitu mampu berasosiasi dengan kelompok bakteri yang ditemukan pada bagian perakaran tanaman yang disebut dengan Plant Growth Promoting Rhizobacteria atau dikelan dengan PGPR. Kelompok PGPR ini memiliki kemampuan menghasilakn fitohormon, memobilisasi unsur hara, dan mengendalikan patogen (Kurniahu, dkk., 2017)
Jenis tanaman pionir memegang peran yang sangat vital dalam mengembalikan kondisi suaru ekosistem. Hal ini dikarenakan kemampuan tumbuhan-tumbuhan tersebut untuk tumbuh pada kondisi lingkungan yang kurang mendukung bagi tumbuhan lain (Edward dan Rasoel, 2011). Fungsi tanaman pionir pada lahan yang terganggu adalah membantu meningkatkan kesuburan tanah karena mengeluarkan eksudat akar yang mampu menarik PGPR, dan mencegah erosi karena system perakarannya mampu menahan tanah dari gerusan air (Septiani, dkk., 2015).
Tumbuhan-tumbuhan pionir di area yang mengalami kerusakan tidak lepas dari adanya proses suksesi. Secara singkat, suksesi adalah suatu perubahan komposisi jenis tumbuhan yang kumulatif dan searah dan terjadi pada suatu wilayah tertentu. Tumbuhan pionir yang mengawali suatu ekosistem tidak hanya ada satu jenis saja namun terdapat bermacam-macam jenis tumbuhan yang bisa dikatakan sebagai tumbuhan pionir, tumbuhan pionir sendiri ada yang berupa tumbuhan Bryophyta (lumut), Pteridophyta (paku-pakuan), dan Spermatophyta (tumbuhan berbiji) (Jayadi,2015).
Oke, mari kita bahas tentang tanaman pionir yang ada di Wanagama!
Gunungkidul termasuk dalam zona Pegunungan Sewu yang didominasi dengan karst. Wanagama sendiri dijuluki dengan “Batu Bertanah”, karena lapisan tanah paling tebal hanya setebal 1 meter. Tetapi mayoritas tanah tipis tidak lebih dari 30 cm. Wanagama menjadi kasus langka di Indonesia karena menjadi percontohan proyek sukses pembangunan di lahan rusak. Lahan tandus di Petak 5, yang semula tertumpuk banyak batu, kini menjadi area dengan tegakan pohon paling lebat diantara petak-petak lain di Wanagama. Disinilah tanaman pionir bekerja dengan keras untuk membentuk vegetasi yang mampu menjadi perintis bagi tanaman-tanaman lain. Pembangunan Wanagama dilakukan dengan pendekatan suksesi vegetasi karena lahan rusak tidak mungkin bisa langsung ditanami dengan aneka jenis pohon hutan. Tanaman pionir harus tumbuh lebih dahulu.
Vegetasi pertama yang ditanam di Petak 5 adalah tanaman-tanaman pionir yang bisa menghasilkan lapisan solum untuk pembentukan lapisan tanah baru. Tanaman pionir yang dikembangkan harus mampu cepat bertumbuh di lahan rusak, meski tidak akan hidup lama. Gamal dan lamtoro adalah contoh utama tanaman pionir di Petak 5.
Gamal
Lamtoro
Penanaman tumbuhan pionir merupakan tahap awal. Selanjutnya, metode suksesi vegetasi baru diterapkan. Tanaman-tanaman baru, seperti jati, akasia, mahoni, dan lainnya ditanam pada fase kedua untuk menggantikan tanaman pionir. Proses suksesi vegetasi ini akan terus berlanjut hungga terbentuk hutan yang klimaks. Saat ini, vegetasi di Wanagama masih relative seragam, bahkan di Petak 5 sekalipun. Walaupun tegakan pohon di Petak 5 sudah jauh lebih rapat dibandingkan dengan petak-petak lain, suksesi vegetasi di areal itu belum tuntas karena keberadaan gamal dan akasia masih dominan. Untuk mengurangi monokultur yang ada, mulai ditanami dengan pulai. Berbeda dengan petak 5 dan 6 yang membutuhkan pionir, petak-petak lain cenderung memiliki solum yang tebal sehingga pada awal pembentukan hutan mampu langsung ditanami beragam jenis pohon hutan, seperti jati, eukaliptus, mahoni, akasia, dan lainnya.